Polisi Teruskan Proses Penyidikan Kasus Dua Polisi SS

SURABAYA - Kendati ada sejumlah hambatan penyidikan, Satnarkoba Polwiltabes Surabaya tetap meneruskan penyidikan terhadap Bripka Eko Sugandi (anggota Polsek Dukuh Pakis) dan Bripda M. Saiful (anggota Ditpol Air), dua polisi yang diduga nyabu di dalam WC tahanannya di Rutan Medaeng.

Hal itu diungkapkan Kasatnarkoba Polwiltabes Surabaya AKBP Eko Puji Nugroho. ''Tetap akan kami berkas dan proses. Keduanya (kedua polisi itu, Red) juga kami tetapkan sebagai tersangka,'' kata lulusan Akpol 1993 tersebut kemarin (5/6).

Meski begitu, para tersangka itu tak ditahan di mapolwiltabes. Mereka tetap tinggal di Medaeng. ''Kami yang ke sana (Medaeng, Red) bila ingin memeriksa keduanya,'' ujar perwira dengan dua mawar di pundak itu.

Bagaimana hambatan penyidikan yang muncul sebelumnya? Eko menyatakan tetap meneruskannya ke kejaksaan. ''Memang Kejaksaan Negeri Sidoarjo mengisyaratkan membutuhkan tambahan bukti lain bila ingin menjadi perkara hukum. Tapi, itu kan nanti. Yang jelas, kami teruskan sesuai prosedur yang ada,'' paparnya.

Hingga kemarin, dua polisi mokong tersebut tetap tak mengakui perbuatannya. Keduanya bersikukuh menyatakan tak tahu-menahu soal satu poket sabu-sabu yang ditemukan sipir Ruten Medaeng di toilet rutan. ''Meski tes urinenya positif, keduanya tetap mengaku tak nyabu. Tapi, itu adalah hak tersangka. Yang penting, kami terus mencari bukti-bukti tambahan,'' katanya.

Namun, Eko tetap mengakui terkendala dalam mengembangkan penyidikan tersebut. Misalnya, soal asal sabu-sabu. ''Bagaimana bisa dengan mudah mengembangkan kalau keduanya tak mengaku?'' ungkap Eko. Tapi, jajarannya memang tak menyerah. Kini, mereka terus berkoordinasi dengan Rutan Medaeng. Salah satunya menelusuri orang-orang yang dikontak dua polisi itu sebelum kasus tersebut terjadi. ''Pokoknya, segala petunjuk apa pun yang kami temui akan ditelusuri,'' tambahnya.

Penelusuran itu memang penting. Bila polisi berhasil menemukan penyuplai sabu-sabu tersebut, dua polisi mokong yang hingga kemarin masih ngeyel tak bersalah itu bakal tak bisa mengelak.

''Sederhana saja. Kami cari bukti tambahan semaksimal mungkin. Bila dianggap tak cukup kuat, kami akan melakukan gelar perkara,'' tuturnya. Gelar perkara tersebut akan melibatkan semua pihak. Mulai penyidik, pihak Rutan Medaeng, hingga kejaksaan. ''Apa petunjuk jaksa, nanti berusaha kami penuhi semaksimal mungkin. Bila memang tidak bisa dilanjutkan jadi perkara hukum, ya tentunya akan kami SP3 (dihentikan penyidikannya, Red),'' tegasnya.

Seperti diberitakan, Satnarkoba Polwiltabes Surabaya kini menangani Bripka Eko Sugandi (anggota Polsek Dukuh Pakis) dan Bripda M. Saiful (anggota Ditpol Air) yang diduga nyabu di WC selnya di Medaeng. Namun, karena ada ''kesalahan" kecil dalam penggerebekan itu, kasus tersebut terancam tak bisa menjadi perkara hukum. Sebab, dalam penggerebekan Selasa lalu (2/6), keduanya disuruh keluar dari WC, sementara sipir yang menggeledah. (ano/dos) (JawaPos)
Baca Lebih Lanjut...

|

Lebih Meriah, Kupon Cetak Ulang

FESTIVAL belanja tahun ini boleh dibilang sangat sukses. Dibanding dengan Surabaya Shopping Festival (SSF) tahun lalu, pelaksanaan tahun ini memang lebih gemilang. Selain tenant-tenant mal menyumbang diskon, kian banyak masyarakat yang berpartisipasi. Setidaknya, itu bisa dibuktikan dari jumlah kupon yang terkumpul.

Dikoleksi dari lima belas mal, kupon yang masuk mencapai lebih dari tiga juta lembar. Begitu banyaknya, kupon yang dikumpulkan tersebut sampai memenuhi bak belakang truk yang disediakan Telkom Flexi. ''Pemenang undian ini pasti orang yang sangat beruntung. Lha, kuponnya sebanyak ini,'' ujar Irfan Arbani, pembawa acara yang melihat banyaknya kupon.

Jumlah kupon itu lebih banyak enam kali lipat daripada tahun lalu yang hanya 500 ribu lembar. Tempat pengundiannya pun berbeda. Tahun lalu kupon sebanyak itu diambil melalui tabung. Sekarang kupon ditampung dalam bak besar. Banyaknya kupon tersebut sudah diperkirakan Neil V Storey, ketua panitia SSF 2009. Maklum, tahun ini syarat untuk mengikuti undian lebih longgar.

Segala macam transaksi diperbolehkan mengikuti undian. Pengunjung bisa mendapatkan satu kupon undian untuk setiap pembelanjaan Rp 100 ribu. Berbeda dengan tahun sebelumnya, peserta undian hanya pemegang kartu kredit bank tertentu. ''Kami sudah mempersiapkan kemungkinan bakal mencetak ulang kupon. Ternyata benar, kami memang harus menambah pasokan,'' ujar Neil yang sampai harus mencetak kupon hingga dua kali.

Melubernya kupon juga menjadi pertanda gaung pesta belanja sebulan penuh ini makin meluas. Apalagi, berdasar penarikan undian yang dilakukan kemarin, pemenang tidak berasal dari Surabaya. Tetapi, ada juga yang berasal dari kota tetangga seperti Semarang dan Mojokerto. Bahkan, pemenang hadiah undian pertama Rp 250 juta berasal dari Kota Malang.

Meluasnya gaung tersebut tak lepas dari segi promosi yang lebih baik. Apalagi, ada banyak pihak yang digandeng panitia SSF kali ini. Mulai pemkot, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Surabaya Tourism Promotion Board (STPB), rumah sakit dan laboratorium kesehatan di Surabaya, Asosiasi Tour and Travel Indonesia (Asita), serta maskapai penerbangan. ''Kami bahkan menempatkan billboard SSF di beberapa kota di luar Surabaya maupun luar negeri,'' katanya. 

Termasuk, memberikan diskon bagi pengunjung yang menginap di hotel serta penambahan kupon undian bagi pemegang kartu boarding pass maskapai yang terlibat. ''Dengan menggandeng Garuda dan STPB, promosi SSF 2009 bisa dilakukan lebih gencar,'' ujarnya. (ign/oki)  (Jawa Pos)


Baca Lebih Lanjut...